Wardaya College

Dewi Suryana, Alumni Wardaya College Peraih First Class Honors Di NTU

Foto Wisuda Dewi Suryana NTU
Nama : Dewi Suryana
Prestasi : Medali Perak International Junior Science Olympiad (IJSO) 2009 di Azerbaijan
  Medali Perak International Chemistry Olympiad (IChO) 2012 di Amerika Serikat
  Lulus 3 tahun dengan predikat First Class Honours dari Fakultas Teknik Nanyang Technological University (NTU) Singapura
Universitas : Nanyang Technological University (NTU) Singapura

Dewi Suryana adalah seorang alumni Wardaya College yang berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat. Namanya sempat menjadi pemberitaan media karena ia berhasil menjadi lulusan S1 tercepat 3 tahun dari Fakultas Teknik Kimia Nanyang Technological University (NTU), dimana mahasiswa umumnya lulus paling cepat 3,5 tahun. Tak hanya itu, ia lulus dengan predikat tertinggi First-Class Honors karena nilainya sangat baik. Ia diwisuda pada wisuda 30 Juli 2016 dengan IPK 4,6 skala 5.

Kehidupan

Dewi Suryana lahir di Pontianak, 9 September 1995. Ia merupakan anak kedua dari 4 bersaudara dari pasangan Lim Bun Phong (55) dan Lim Hoei Luan (56). Sejak kecil, ia tumbuh dan berkembang di Pontianak, salah satu kota besar di Pulau Kalimantan.

Sejak kecil, Dewi Suryana sudah hidup dalam keprihatinan. Kondisi finansial yang sangat pas-pasan menjadi gambaran yang setiap hari ia harus rasakan. Ayahnya bekerja serabutan sebagai tukang perbaikan alat-alat elektronik, sedangkan ibunya juga bantu-bantu orang lain berjualan. Bahkan, untuk tempat tinggal, keluarganya harus menumpang di rumah saudaranya.

Persoalan ekonomi menjadi masalah yang terbawa hingga ke pendidikan. Ia memanfaatkan beasiswa sebagai jalan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Sejak mengenyam pendidikan di SMP Immanuel, Dewi Suryana memanfaatkan beasiswa sebagai jalan untuk mendapatkan pendidikan yang layak untuk hidupnya. Bahkan di SMP, ia tidak pernah dibekali uang jajan, hanya 2 liter air yang membantunya menahan lapar dan dahaga.

Hebatnya, di jenjang ini, pada tahun 2009, Dewi berhasil mendapatkan medali perak International Junior Science Olympiad (IJSO) yang diadakan di Azerbaijan.

Ketika tiba waktu kelulusan SMP, Dewi Suryana kembali mendapatkan beasiswa di kelas bergengsi Brilliant Class di SMAK Penabur Gading Serpong, dimana kelas ini diperuntukkan bagi anak-anak berbakat dan memiliki kemampuan diatas rata-rata di bidang Ilmu Pengetahuan Alam.

Prestasi Dewi Suryana di jenjang SMA tidak kendur sedikitpun. Ia berhasil mendapatkan medali perak International Chemistry Olympiad (IChO) 2012 yang diadakan di Amerika Serikat. Di jenjang ini, Dewi juga mulai menjadi tulang punggung keluarganya dengan menjadi guru les privat di rumah muridnya di Bintaro dan Gading Serpong. Ia kemudian menjadi pengajar paruh waktu di Wardaya College.

Dari usahanya ini, ia berhasil mendapatkan penghasilan sendiri untuk membantu keluarganya di Pontianak. Walaupun tak seberapa, paling tidak kehidupan keluarganya sedikit berubah. Selain itu, ia juga mendapatkan skill mengajar secara otodidak selama bekerja.

Di penghujung SMA, Dewi Suryana hendak mewujudkan mimpinya berkuliah di luar negeri. Ia kemudian memilih untuk mencoba untuk melamar ke National University of Singapore (NUS) di jurusan farmasi. Ia berhasil memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk masuk ke universitas tersebut, namun gagal di Bahasa Inggris. Kemampuan Bahasa Inggrisnya berada di bawah standar NUS. Hal itu membuatnya gagal untuk masuk ke NUS.

Kegagalan itu membuat dirinya mengurungkan niat untuk kuliah di luar negeri dan memilih untuk universitas dalam negeri sebagai tujuan berikutnya, yaitu fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Pilihan ini sempat membuatnya ragu. Bukan ragu akan kualitas UI, tapi ia ragu karena perlu paling tidak 5 tahun untuk menuntaskan ilmu kedokteran. Inipun belum dihitung jika ia mengambil spesialisasi. Kondisi ayah yang sedang sakit memberikan kegalauan yang lebih pada dirinya.

Seluruh kegalauan dan kebingungan Dewi Suryana sampai ke telinga Anton Wardaya, matematikawan dan CEO Wardaya College. Ia merasa bahwa Dewi bisa mendapatkan yang lebih dari sekedar berkuliah di dalam negeri. Ketika Anton Wardaya mengadakan Study Tour ke Singapura pada Mei 2013, ia berbicara kepada salah satu professor Nanyang Technological University (NTU) bahwa Dewi layak diberikan kesempatan karena dia adalah anak yang berprestasi.

Nyatanya, usaha ini berbuah. Pihak NTU mengijinkan Dewi Suryana memasukkan berkas aplikasi pendaftaran ke NTU walaupun sejatinya pendaftaran sudah ditutup waktu itu. Tak butuh waktu lama, Dewi Suryana diterima di Nanyang Technological University (NTU). Tak hanya itu, ia juga mendapatkan 2 tawaran beasiswa, yaitu beasiswa pemerintah Singapura dan beasiswa Olimpiade Sains Indonesia dari pemerintah Indonesia. Dewi Suryanapun memilih untuk mengambil beasiswa dari pemerintah Indonesia.

3 tahun berselang setelah lika-liku kehidupan sosial dan perkuliahan di Singapura, Dewi Suryana mendapatkan hasil yang sepadan dengan usahanya. Ia berhasil lulus cepat 3 tahun dari Fakuktas Teknik Kimia Nanyang Technological University (NTU) pada wisuda 30 Juli 2016. Tak sembarangan, ia lulus dengan predikat First-Class Honors dengan IPK 4,6 dari skala 5.

Anda pasti tahu 22 Desember adalah Hari Ibu. Tapi, tahukah Anda sejarah Hari Ibu di Indonesia? Simak juga perayaan & sejarah Hari Ibu di negara lainnya.