Kalau kebetulan kamu ingin belajar lebih tentang Titrasi Asam Basa, kamu bisa menyimak pembahasannya yang ada di sini. Setelahnya, kamu bisa mengerjakan kuis berupa latihan soal untuk mengasah kemampuan belajarmu.
Lewat pembahasan ini, kamu bisa belajar mengenai Titrasi Asam Basa. Kamu akan diajak untuk memahami materi dan tentang metode menyelesaikan soal.
Kamu juga akan memperoleh latihan soal interaktif yang tersedia dalam tiga tingkat kesulitan, yaitu mudah, sedang, dan sukar. Tertarik untuk mempelajarinya?
Sekarang, kamu bisa mulai mempelajari materi lewat uraian berikut. Apabila materi ini berguna, bagikan ke teman-teman kamu supaya mereka juga mendapatkan manfaatnya.
Kamu dapat download modul & contoh soal serta kumpulan latihan soal Titrasi Asam Basa dalam bentuk pdf pada link dibawah ini:
Definisi
Titrasi asam basa merupakan proses penentuan konsentrasi suatu larutan dengan menggunakan reaksi asam basa, di mana konsentrasi salah satu zat udah diketahui.
Titrasi Asam-Basa
Untuk proses analisis konsentrasi suatu larutan, titrasi adalah salah satu cara yang paling mudah dan akurat.
Pada intinya titrasi asam basa adalah adalah proses penentuan konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan larutan yang sudah tertentu konsentrasinya (larutan standar).
Tujuan titrasi asam basa pada titrasi asam basa digunakan reaksi penetralan dengan mengukur volume dari asam atau basa yang bereaksi sehingga proses ini disebut juga titrasi volumetri.
A. Istilah-istilah yang penting pada proses titrasi
Berikut ini istilah-istilah yang penting pada reaksi titrasi asam basa beserta contoh titrasi asam basa:
- Zat peniter : larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya, terbagi ke dalam
- primer : ketelitian tinggi, contoh: KHF (Kalium Hidrogen Ftalat)
- sekunder: kemolarannya ditentukan dengan larutan standar primer
- Titik Ekivalen (TE) : pH pada saat asam dan basa tepat habis bereaksi konsentrasi ekivalen dapat dihitung:
$V_{A}\times M_{A}\times n_{A}=V_{B}\times M_{B}\times n_{B}$dimana,$V_{A}=$volume asam$M_{A}=$konsentrasi asam$n_{A}=$valensi asam$V_{B}=$volume basa$M_{B}=$ konsentrasi basa $n_{B}=$ valensi basa
– - Titik Akhir (TA) : pH pada saat indikator berubah warna.
B. Cara atau metode titrasi
Berikut adalah cara atau metode dalam rangkuman titrasi asam basa lengkap sebagai berikut.
- Larutan yang akan diteteskan dimasukkan ke dalam buret (pipa panjang berskala), inilah yang disebut peniter
- Larutan yang akan dititrasi dimasukkan ke dalam erlenmeyer dengan mengukur volumenya terlebih dahulu memakai pipet volume
- Memberikan beberapa tetes indikator pada larutan yang dititrasi, pilih indikator dengan perubahan warna sekitar TE.
- Lakukan titrasi, yaitu larutan yang berada dalam buret diteteskan perlahan-lahan melalui keran ke dalam erlenmeyer sambil digoyang agar merata. Penambahan peniter dihentikan ketika sudah terjadi perubahan warna yang tidak hilang ketika larutan digoyangkan, yang menandakan telah tercapai TA.
- Mencatat volume yang dibutuhkan peniter dengan melihat volume yang berkurang pada buret setelah titrasi.
C. Membuat kurva titrasi
Untuk membuat kurva jenis titrasi asam basa adalah sebagai berikut ini
- Titrasi asam kuat oleh basa kuat dan sebaliknya
pH ekivalen adalah 7, sehingga kurva yang akan didapat:
Bila dilakukan titrasi sebaliknya maka bentuk kurva dibalik menghadap kiri (mulai dari pH tinggi) - Titrasi asam kuat oleh basa lemah dan sebaliknya
pH ekivalen di bawah 7, sehingga bentuk kurvanya:
Bila dilakukan titrasi sebaliknya (basa lemah oleh asam kuat) maka kurva dibalik menghadap kiri - Titrasi asam lemah oleh basa kuat dan sebaliknya
pH ekivalen di atas 7, sehingga kurvanya:
Bila dilakukan titrasi sebaliknya (basa kuat oleh asam kuat) maka kurva dibalik menghadap kiri.
Titrasi Balik
Dalam materi titrasi asam basa suatu titrasi secara umum dilakukan secara langsung, akan tetapi apabila suatu reaksi berlangsung lambat dan tidak dapat diperoleh titik akhir yang tegas. Maka kita gunakan metode titrasi balik untuk mengatasinya.
Pada metode titrasi balik ini, penentuan konsentrasi analit (zat yang ingin dianalisis) dalam sampel dilakukan dengan cara menambahkan senyawa berlebih yang diketahui konsentrasinya, kemudian kelebihan senyawa yang tidak bereaksi dengan analit dititrasi balik dengan peniter yang tepat.
Bila digambarkan dalam diagram seperti ini: bila A adalah analit, $\mbox{A}+\mbox{B}\rightarrow$C + kelebihan B, kelebihan B + D $\rightarrow$ hasil reaksi. Dari nilai kelebihan B yang bereaksi dengan D inilah kita dapatkan konsentrasi analit.
Sehingga didapat:
- konsentrasi peniter D = konsentrasi B berlebih.
- konsentrasi A = konsentrasi B yang digunakan – konsentrasi B berlebih
Contoh Soal Titrasi Asam Basa dan Pembahasannya
- Suatu sampel $\mbox{Ba(OH)}_{2}$ sebanyak 25 mL tepat dititrasi oleh 100 mL HCl 0,1 M, tentukan konsentrasi sampel tersebut!
Jawaban
$\begin{aligned}V_{A}\times M_{A}\times n_{A} & =V_{B}\times M_{B}\times n_{B}\\
100\times0,1M\times1 & =25\times M_{B}\times2\\
M_{B} & =0,2M
\end{aligned}
$
– - Pada suatu proses fungsi titrasi asam basa, 20 mL HCl sebagai sampel diencerkan hingga volumenya tepat 100 mL. Sebanyak 10 mL dari larutan tersebut diambil dan dititrasi dengan KOH 0,1 M. Dari hasil eksperimen ditemukan bahwa peniter berkurang sebanyak 20 mL. Tentukan konsentrasi sampel awal!
Jawaban
Pertama-tama kita hitung konsentrasi HCl yang dititrasi:
$\begin{aligned}V_{A}\times M_{A}\times n_{A} & =V_{B}\times M_{B}\times n_{B}\\
10\times M_{A}\times1 & =20\times0,1M\times1\\
M_{A} & =0,2M
\end{aligned}
$
–
Ini adalah konsentrasi setelah pengenceran, maka konsentrasi sebelum
pengenceran:
$\begin{aligned}V_{1}M_{1} & =V_{2}M_{2}\\
20\times M_{1} & =100\times0,2M\\
M_{1} & =1M
\end{aligned}
$
– - Suatu sampel 0,500 g yang mengandung $\mbox{Na}_{2}\mbox{CO}_{3}$ dianalisis menggunakan metode titrasi balik dimana pertama-tama ditambahkan 50 mL 0,100 M HCl , dididihkan untuk menghilangkan $\mbox{CO}_{2}$ kemudian dititrasi balik dengan 0,100 M NaOH. Jika diperlukan 5,6 mL NaOH untuk titrasi balik, berapa persen $\mbox{Na}_{2}\mbox{CO}_{3}$ dalam sampel?
Jawaban
Kita mulai dari reaksi titrasi balik:
$\mbox{NaOH}+\mbox{HCl}\rightarrow\mbox{NaCl}+\mbox{H}_{2}\mbox{O}$
sehingga,
$\begin{aligned}\mbox{mol HCl lebih} & =\mbox{mol NaOH}\\
& =0,1\times5,6\mbox{ mmol}\\
& =0,56\mbox{ mmol}
\end{aligned}
$
–
Reaksi awal adalah:
$\mbox{Na}_{2}\mbox{CO}_{3}+2\mbox{HCl}\rightarrow2\mbox{NaCl}+\mbox{CO}_{2}+\mbox{H}_{2}\mbox{O}$
–
Maka, mol $\mbox{Na}_{2}\mbox{CO}_{3}=0,5\times\mbox{HCl bereaksi}$
$\begin{aligned}\mbox{mol }\mbox{Na}_{2}\mbox{CO}_{3} & =0,5\times(50\times0,1-0,56)\mbox{ mmol}\\
& =2,22\mbox{ mmol}\\
m\mbox{Na}_{2}\mbox{CO}_{3} & =2,22\times106\mbox{ mg}\\
& =235,32\mbox{ mg}
\end{aligned}
$
–
Sehingga persentasenya di dalam sampel:
$\frac{235,32}{500}\times100\%=47,064\%$